Kehadiran Unperba Naikkan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Purbalingga

Redaksi
Foto : Kampus Unperba Purbalingga








PURBALINGGA, Faktajurnal.com - Sebagian besar lulusan Universitas Perwira Purbalingga (Unperba) yang akan diwisuda pada 14 September 2023 telah terjun ke dunia kerja. Di antara mereka bahkan telah memiliki usaha rintisan (start up) sejak masih aktif di kampus. Rabu (13/9/2023).

Menurut Rektor Unperba Dr Eming Sudiana M.Si, dari 96 calon wisudawan yang merupakan mahasiswa angkatan pertama universitas itu 53 orang (55,21%) di antara mereka telah mendapatkan pekerjaan. Sebanyak 21 orang (21,88%) telah memiliki usaha rintisan dengan omzet minimal Rp.5 juta setiap bulan.

"Ini sangat membagakan. Mereka telah memperoleh pekerjaan jauh hari sebelum diwisuda," kata Eming menjelang acara wisuda di Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (13/9/2023).

Bahkan, lanjutnya, dua di antara mereka selain telah mendapat pekerjaan juga sekaligus memiliki wirausaha sebelum lulus.

Selebihnya, menurut Rektor Unperba, calon wisudawan ada yang telah  diterima untuk melanjutkan kuliah program magister (S2) sebanyak 1 orang. Kemudian, 24 calon wisudawan berencana melanjutkan studi ke program magister tahun akademik 2024/2025, dan 74 lulusan mengikuti kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Wisuda perdana Unperba diikuti 96 lulusan dari dua fakultas yang terdiri dari lima program studi (prodi). Proses wisuda akan dihadiri oleh  Ketua MPR RI Dr H Bambang Soesatyo, SH, SE, MBA yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Karya Bhakti sebagai pengelola Unperba.

Seluruh calon wisudawan merupakan mahasiswa angkatan tahun akademik 2019/2020. Dari 96 lulusan yang segera diwisuda, sebanyak 34 di antara mereka berasal dari prodi manajemen, 20 dari prodi akuntansi, 29 dari agribisnis, 47 dari informatika, dan 12 mahasiswa dari prodi teknik mesin.

Rektor Unperba juga mengungkapkan, perguruan tinggi itu didirikan atas dasar keprihatinan para tokoh masyarakat karena saat itu di Kabupaten Purbalingga belum ada satu pun perguruan tinggi. Ketiadaan lembaga pendidikan tinggi di kabupaten tersebut, menyebabkan biaya untuk menyekolahkan anak ke jenjang pendidikan tinggi yang harus dikeluarkan masyarakat Purbalingga menjadi sangat besar.

"Sebab, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan selain sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP), di antaranya biaya transportasi dan kos di luar daerah" ungkapnya.

Tingginya biaya yang harus dikeluarkan itu, ujar Eming, sangat memberatkan masyarakat dengan kondisi ekonomi lemah, sehingga mengakibatkan banyak lulusan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.

"Dampak lanjutan kondisi tersebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Purbalingga pada 2018 sangat rendah, yakni berada pada ranking 32 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah" terangnya.

Namun, setelah hadirnya Unperba mulai tahun akademik 2019/2020, para orang tua dapat menyekolahkan putra-putri mereka tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk kos seperti halnya bila harus kuliah di kota lain. Selain itu, IPM Kabupaten Purbalingga naik ke posisi 30. 

"Alamdulillah telah diakui oleh Bupati Prbalingga bahwa dengan adanya Unperba telah mampu meningkatkan rangking IPM Kabupaten Purbalingga di Jawa Tengah menjadi ranking 30," jelas Rektor Unperba.

Dia menambahkan, kehadiran Unperba yang mulai melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi pada 2019 rupanya mendorong penyelenggara pendidikan tinggi lain untuk hadir pula di Purbalingga. Dua tahun kemudian muncul Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Purbalingga (ITB MP), selanjutnya pada tahun ini juga berdiri Politeknik Madya Tika Purbalingga.

Kehadiran dua perguruan tinggi tersebut, menurut Eming, bagi Unperba bukan pesaing yang terlalu berat. Kesimpulan itu didasarkan pada indikator mahasiswa baru di kedua perguruan tinggi baru tersebut yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan mahasiswa baru Unperba.

"Yang kami anggap sebagai pesaing berat justru perguruan tinggi negeri maupun swasta di kabupaten tetangga Purbalingga, yaitu Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Persaingan yang sangat tampak adalah dalam hal menarik minat mahasiswa baru. Karena itu, Unperba perlu menciptakan dan memiliki keunggulan kompetitif," tegas Eming.

Strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif itu, lanjutnya, antara lain dengan menjalankan rencana pembangunan jangka pendek dan jangka panjang secara konsisten dengan jadwal yang pasti untuk meningkatkan akreditasi program studi dan akreditasi perguruan tinggi ke level baik sekali atau unggul. (Red).

3/related/default