FaktaJurnal. Banjarnegara - Tembakau linting milineal yang saat ini sudah mulai meraba semua kalangan muda dan tua, dengan tembakau yang memiliki rasa buah buahan dan aneka ragam rasa lainnya, Bayu salah satu penjual mbako linting yang buka toko jl. Kalibening Wanayasa desa Wanayasa kec. Wanayasa . Membuka usaha jual tembakau linting yang bergaya rasa sangat banyak peminat, dalam satu hari bisa menjual 10 bungkus sampai 15 bungkus rasa tembakau yang memiliki rasa menthol dan buah apel, Serta banyak juga dari kalangan tua.
tembakau memiliki jenis yang berbeda, hal itu bisa dilihat dari potongan atau rajangan tembakau. Seperti tembakau mole yang memiliki bentuk serabut atau halus merupakan ciri khas tembakau Jawa Barat, sementara tembakau sak memiliki rajangan yang lebih kasar dan identik dengan tembakau Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Kalau tembakau yang rasa-rasa kebannyakan pakai tembakau mole tuh, jadi membuatnya tembakau dicampur sama essen atau racikan ada yang lewat pengasapan, ada yang disiram terus dijemur,” katanya.
Selain tembakau dia juga turut menjual perlengkapan lainnya seperti, alat linting, tempat rokok, bermacam kertas papir dan lain sebagainya. Bayu menuturkan untuk tembakau dia menjualnya mulai dari ukuran 25 gram sampai 100 gram. Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan ada juga orang yang memesan tembakau hingga 1 kilogram.
“Saya tanya-tanya ke customer kaya tembakau cacah ini 100 gram bisa jadi 70 – 80 batang rokok dengan harga Rp15.000 per satu ons (100 gram). Makanya gak heran orang-orang pada lari ketembakau linting,” terangnya.
Dikatakannya, konsumen banyak yang mencari tembakau curah yang memiliki rasa seperti tembakau green tea ice, apple ice dan merupakan best seller di kedainya. Sedangkan menurutnya, konsumen berusia tua lebih menyukai tembakau original.
“Kalau saya sebenarnya dari awal menjualnya tembakau original, yang berasal dari petani di daerah langsung. Saya punya anggapan melestarikan budaya linting, sejahterahkan petani,” imbuhnya.