FaktaJurnal. Com Banjarnegara - Dieng Cultura Festival di tetapkan 23 - 24 Agustus 2025, disampaikan Bupati Banjarnegara Amelia Desiana, pada saat acara Dieng Fun Walk yang berjalan menempuh jarak 5 Km dan 10 Km Meter start dan Finish di wisata taman Gatotkaca yang berlokasi dekat candi Arjuna pada Minggu (27/07/2025). Dieng Fun Walk di ikuti ratusan peserta berbagai wilayah Banjarnegara dan Wonosobo, tampak hadir di acara Forkopimda Banjarnegara.
Dieng fun Walk adalah rangkaian acara pembuka dari DCF (Dieng Culture Festival), tahun ini berbeda dari tahun kemarin dimana setiap tahunnya selalu menampilkan musik Jazz yang akrab dengan sebutan "Jazz atas awan" tahun ini akan diganti dengan yang lebih bagus, hal tersebut disampaikan oleh Alif ketua panitia pelaksana DCF.
Alif dalam sambutannya menyampaikan bahwa di acara DCF akan ada rangkaian acara baru yaitu kirab budaya di Hari kedua, kirab budaya ini akan menampilkan baju adat dan akan membuka pendaftaran dari berbagai daerah di luar Kab. Banjarnegara. Festival tahunan ini juga tidak lagi menggelar pertunjukan Jazz Atas Awan seperti sebelumnya, melainkan digantikan dengan konsep baru, yaitu “Simfoni Dieng” yang lebih mengedepankan unsur budaya dan musikalitas tradisional dalam format orkestra.
DCF ke-15 ini mengusung tema “Back To The Culture”, sebagai upaya mempertegas kembali identitas budaya Dieng dalam setiap helai programnya.
Meski Jazz Atas Awan tidak tampil pada DCF kali ini, Namun akan dihadirkan di waktu terpisah, yaitu di akhir tahun 2025 nanti.
Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, menyatakan bahwa penyelenggaraan DCF tahun ini dibuat agar lebih fokus pada esensi budaya lokal.
“DCF tahun ini kita pisahkan dari Jazz Atas Awan. Kita ingin mengangkat sisi kebudayaan lebih dalam, dan pelaksanaannya kita fokuskan hanya dua hari,” ujar Amalia.
Menurut Bupati Amalia, meskipun festival ini hanya berlangsung dua hari, manfaat yang diharapkan justru lebih luas.
Ia juga menekankan pentingnya dampak ekonomi dari penyelenggaraan DCF, khususnya dalam memberikan efek berganda bagi masyarakat setempat.
“Harapannya multiplier effect dari DCF ini bisa dirasakan tidak hanya oleh warga Banjarnegara, tapi juga dari kabupaten-kabupaten tetangga,” jelasnya.