Banyumas,Faktajurnal.com // Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Dinas Kesehatan meluncurkan program inovatif bertajuk KIRANA (Kolaborasi Integrasi Kesehatan Reproduksi Lintas Sektor untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu/AKI), sebagai langkah konkret dalam menekan angka kematian ibu di Kabupaten Banyumas.
Program ini secara resmi diluncurkan oleh Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, pada Jumat (3/10/2025) di Pendopo Si Panji. KIRANA merupakan inisiatif dari Direktur RSUD Banyumas yang saat itu tengah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, dr. Widyana Grehastuti sebagai bentuk respon atas tingginya kasus kematian ibu di tahun 2024 yang mencapai 18 kasus. Sebanyak 73% di antaranya disebabkan oleh penyakit kronis seperti jantung, kanker, gagal ginjal, dan tuberkulosis.
“Dari audit maternal perinatal yang kami lakukan, 78% dari kasus kematian ibu sebenarnya bisa dicegah jika dilakukan deteksi dini dan edukasi kesehatan reproduksi yang tepat,” ungkapnya.
Program KIRANA dirancang sebagai gerakan kolaboratif lintas sektor yang berfokus pada kesehatan reproduksi perempuan dengan visi besar, pelayanan reproduksi sehat, ibu selamat, generasi kuat.
Terdapat empat pilar utama yang menjadi fondasi program ini:
1. Forum KIRANA – Wadah koordinasi lintas sektor.
2. Penguatan Kapasitas Tim KIRANA – Pelatihan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
3. Pos KIRANA – Pos layanan terpadu di kecamatan prioritas.
4. Edukasi Kesehatan Reproduksi Masyarakat – Sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat dari remaja hingga orang tua.
Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat membangun sistem kesehatan ibu dan reproduksi yang inklusif, adaptif, dan berakar pada nilai-nilai budaya lokal.
“Program ini mendorong identifikasi dini ibu hamil berisiko tinggi, pendampingan berkelanjutan, serta digitalisasi pemantauan kesehatan reproduksi agar pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat,” lanjut dr.Widyana.
Sementara itu, Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menyampaikan apresiasinya atas inisiasi program KIRANA yang dinilainya sangat strategis dan inovatif.
“Kesehatan reproduksi bukan hanya urusan ibu hamil saat ini, tapi juga tanggung jawab kolektif lintas generasi, dari remaja putri, calon ibu, keluarga pendamping, hingga masyarakat luas yang harus menciptakan lingkungan sehat dan ramah perempuan,” jelasnya.
Menurutnya, keberhasilan KIRANA tidak bisa hanya bertumpu pada tenaga kesehatan saja, tetapi memerlukan keterlibatan aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
“KIRANA adalah pondasi penting bagi lahirnya generasi Banyumas yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Inilah bentuk investasi masa depan kita bersama,”pungkasnya. (**).